Friday, December 24, 2010

Hukum Merayakan Hari Krismas

Salam.
Dalam masa leboh kurang 3 Jam lagi, maka tarikh akan jatuh kepada 25 Disember 2010. Siapa yang tak tahu kan, perayaan yang disambut oleh warga Kristian. Hari ini juga disebut sebagai Hari Natal. Hukum bagi seorang Islam menyambut perayaan ini adalah HARAM kerana ia jelas sekali diadakan bagi memperingati kelahiran Jesus dari Nazareth, pengasas ajaran Kristian.
Samahatul Imam Al-’Allamah Asy-Syaikh ‘Abdul Aziz bin Baz rahimahullah :


Tidak boleh bagi setiap muslim dan muslimah untuk ikut serta dengan kaum Nasrani (Kristian), Yahudi, atau kaum kafir lainnya dalam acara perayaan-perayaan mereka. Bahkan wajib meninggalkannya kerana barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan kita dari sikap menyerupai mereka atau berakhlak dengan akhlak mereka. Maka wajib atas setiap mukmin dan mukminah untuk waspada dari hal tersebut, dan tidak boleh membantu untuk merayakan perayaan-perayaan orang-orang kafir tersebut dengan sesuatu apapun, kerana itu merupakan perayaan yang menyelisihi syari’at Allah dan dirayakan oleh para musuh Allah. Maka tidak boleh turut serta dalam acara perayaan tersebut, tidak boleh bekerja sama dengan orang-orang yang merayakannya, dan tidak boleh membantunya dengan sesuatu apapun, baik (memberi) teh, kopi, atau perkara lainnya seperti alat-alat atau yang semisalnya (sempena hari perayaan mereka - penyunting).

Allah juga berfirman :
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Maksudnya: “Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan jangalah kamu tolong menolong dalam dosa dan permusuhan” [Al-Ma`idah : 2]

Ikut serta dengan orang-orang kafir dalam acara perayaan-perayaan mereka merupakan salah satu bentuk tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan. Maka wajib atas setiap muslim dan muslimah untuk meninggalkannya.
Tidak selayaknya bagi seorang yang berakal jernih untuk tertipu dengan perbuatan-perbuatan orang lain. Yang wajib atasnya adalah melihat kepada syari’at dan aturan yang dibawa oleh Islam, merealisasikan perintah Allah dan Rasul-Nya, dan sebaliknya tidak menimbangnya dengan aturan manusia, kerana kebanyakan manusia tidak mempedulikan syari’at Allah. Sebagaimana firman Allah :

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبيلِ اللهِ
Maksudnya: “Kalau engkau mentaati kebanyakan orang yang ada di muka bumi, nescaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” [Al-An’am : 116]

Allah juga berfirman :
وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ
Maksudnya: “Kebanyakan manusia tidaklah beriman walaupun engkau sangat bersemangat (untuk menyampaikan penjelasan).” [Yusuf : 103]

Maka segala perayaan yang bertentangan dengan syari’at Allah tidak boleh dirayakan meskipun banyak manusia yang merayakannya. Seorang mukmin menimbang segala ucapan dan perbuatannya, juga menimbang segala perbuatan dan ucapan manusia, dengan timbangan Al-Qur`an dan As-Sunnah. Segala yang sesuai dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah atau salah satu dari keduanya, maka diterima meskipun ditinggakan manusia. Sebaliknya, segala yang bertentangan dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah atau salah satunya, maka ditolak meskipun dilakukan oleh manusia.
[Majmu’ Fatawa wa Maqalat Mutanawwi’ah rahimahullah I/405]

p/s: Harap info ini dapat disampaikan kepada mereka yang beragama Islam. Wallahualam.

No comments:

Post a Comment